Nama : Dina Mariana
Kelas : 5 ETA
NIM : 061030330943
BAB
I
PENDAHULUAN
Sebuah sistem komunikasi selular
menggunakan sejumlah besar pemancar berdaya rendah untuk menciptakan sel
(daerah geografis) layanan dasar dari sistem komunikasi nirkabel (tanpa
kabel). Variabel tingkat daya antena pemancar, memungkinkan
sel-sel diubah ukurannya menyesuaikan kepadatan pelanggan dan
permintaan dalam suatu wilayah tertentu.
Gambar
1.1 Konsep Sel
Sebagai
pengguna ponsel yang bergerak dari sel ke sel, percakapan dilakukan dengan
teknik hand off antara sel-sel untuk mempertahankan
layanan komunikasi agar berjalan lancar (tidak
terputus). Saluran frekuensi yang digunakan dalam satu sel dapat
digunakan kembali di sel lain yang letaknya agak jauh. Sel dapat ditambahkan
untuk mengakomodasi pertumbuhan pelanggan , menciptakan sel-sel baru di
daerah yang belum terlayani atau overlay sel di daerah yang telah
terlayani.
Gambar 1.2 Prinsip Dasar Sistem Komunikasi Seluler
1.2 Sejarah
dan Perkembangan Sistem Komunikasi Seluler
Teknologi
komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal
tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan
Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT
yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Ericsson, serta sistem TACS
yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat sistem
yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang
lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada
suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar
negara).
Teknologi
analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa
yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa
membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan
standar-standar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua negara Eropa.
Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile (GSM). Organisasi ini memelopori
munculnya teknologi digital selular yang kemudian dikenal dengan nama Global
System for Mobile Communication atau GSM.
Gambar
1.3 Perpindahan Sel Menggunakan Teknik Handoff
Indonesia
awalnya menggunakan sistm telepon selular analog yang bernama AMPS (Advances
Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan
dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan
menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun
semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia
telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang
sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh
dunia.
Gambar
1.4 Sistem Komunikasi Selular Digital
Ada beberapa
teknologi tanpa kabel untuk teknologi selular ini, diantaranya adalah
1. CDMA (Code Division Multiple Access), menggunakan
teknologi spread-spectrum untuk mengedarkan sinyal informasi yang melalui
bandwith yang lebar (1,25 MHz). Teknologi ini asalnya dibuat untuk kepentingan
militer, menggunakan kode digital yang unik, lebih baik daripada chanel atau
frekuensi RF.
2. AMPS
(Advanced Mobil Phone Service) merupakan teknologi
analog yang menggunakan FDMA (Frequency Division Multiple Access) untuk
membagi-bagi bandwith radio yang tersedia ke pada sejumlah channel diskrit yang
tetap. Dengan AMPS, bandwith 1,25 MHz yang diberikan untuk penggunaan selular
dibagi menjadi channel dengan lebar 30 KHz, masing-masing hanya dapat melayani
satu subscriber pada satu waktu. Satu subscriber mengakses sebuah channel maka
tidak satupun subscriber lainnya dapat mengakses channel tersebut sampai
panggilan pertama, itu berhenti atau handed-off ke base station lainnya.
3. TDMA
(Time Division Multiple Data), merupakan sebuah
teknologi digital, sama halnya yaitu
dengan membagi-bagi spektrum yang tersedia kepada sejumlah channel
diskrit yang tetap, meskipun masing-masing channel merepresentasikan time slot
yang tetap daripada band frekunesi yang tetap. Sebagai contoh yang
mengimplementasikan teknologi TDMA adalah GSM, yang membagi carriers berlebar
2300 KHz menjadi delapan time-division channel. GSM (global sistem for mobile)
adalah teknologi yang berbasis TDMA.
4. UMTS
(Universal Mobile Telecomunication Access) merupakan
salah sistem generasi ketiga yang dikembangkan di Eropa. dirancang sehingga
dapat menyediakan bandwith sebesar 2 Mbits/s. Layanan yang dapat diberikan UMTS
diupayakan dapat memenuhi permintaan pemakai dimanapun berada, artinya UMTS
diharapkan dapat melayani area yang seluas mungkin, jika tidak ada cell UMTS
pada suatu daerah dapat di route-kan melalui satelit.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Interferensi Pada Sistem Seluler
Interferensi
pada sistem seluler adalah
gangguan pada komunikasi yang disebabkan oleh ikut diterimanya sinyal frekuensi
lain yang tidak dikehendaki.
2.1.1 Jenis
Interferensi
Jenis
interferensi yang mungkin terjadi, yaitu:
1.
Interferensi
co-chanel
2.
Interferensi
kanal bersebelahan
2.1.1.1 Interferensi co-chanel
Interferensi ini adalah konsekuensi
dari metoda pengulangan frekuensi atau frequency
rause.
Gambar
2.1 Interferensi co-chanel
2.1.1.2 Interferensi kanal bersebelahan
Interferensi kanal bersebelahan
terjadi karena ketidaksempurnaan filter. Interferensi ini terjadi akibat dua
buah sel yang bersebelahan menggunakan dua spektrum frekuensi yang berdekatan.
2.1.1.3 Interferensi Intermodulasi
Interferensi intermodulasi terjadi karena
proses yang tidak linier. Intermodulasi akan menghasilkan signal output yang
frekuensinya adalah kelipatan bulat dari frekuensi sinyal-sinyal inputnya. Frekuensi-frekuensi
sinyal output ini bila berada pada passband filter kanal-kanal radio bergerak
akan menjadi sinyal interferensi pada kanal-kanal tersebut.
Gambar
2.2 Interferensi Intermodulasi
2.1.1.4 Interferensi Near-End dan Far-End
Interferensi Near-End dan Far-End
adalah sinyal yang diterima oleh MS yang lebih dekat dengan BS lebih kuat
dibandingkan sinyal yang diterima MS yang letaknya lebih jauh dari BS. Sinyal yang
lebih kuat itu akan menutup sinyal yang lebih lemah.
Gambar
2.3 Interferensi Near-End dan Far-End
2.2 Penyebab
Interferensi Pada Sistem Seluler
Penyebab interferensi pada sistem
seluler adalah :
1.
MS
lain dalam satu sel
2.
Panggilan
dalam proses dari sel sebelah
3.
BS
lain pada frekuensi yang sama
4.
Peralatan
lain dengan frekuensi sama
2.3 Cara
Mengatasi Interferensi Pada Sistem Seluler
Cara mengatasi interferensi pada
sistem seluler adalah
1.
Memperbesar
D
2.
Perencanaan
sistem antenna berarah (sektorisasi)
3.
Menurunkan
tinggi antenna BS
4.
Mempertajam
respons frekuensi filter
5.
Memisahkan
kanal-kanal bertetangga pada sel-sel yang berjauhan
1.
Pemisahan
kanal dengan menggunakan power control
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas didapat
kesimpulan sebagai berikut:
- Sebuah sistem komunikasi selular menggunakan sejumlah besar pemancar berdaya rendah untuk menciptakan sel (daerah geografis) layanan dasar dari sistem komunikasi nirkabel (tanpa kabel)
- Interferensi pada sistem seluler adalah gangguan pada komunikasi yang disebabkan oleh ikut diterimanya sinyal frekuensi lain yang tidak dikehendaki.
- Cara menanggulangi interferensi pada sistem seluler salah satunya yaitu memisahkan kanal-kanal bertetangga pada sel-sel yang berjalan
DAFTAR
PUSTAKA
siep
BalasHapusThanks, Dina. Sudah sharing :-)
BalasHapus